pemberian obat yang standart pada bayi dan balita


Jenis obat dan Dosis pemberian yang diberikan pada bayi dan balita

etika si buah hati Anda sedang sakittentu kita akan sangat sedih dan berusaha terbaik agar si buah hati cepatsembuh. Ketika kita akan memberi obat pada balita, tentu kita akan merasakan betapa repotnya. Karena bayi tidak bisa meminum obat dengan langsung seperti halnya pada orang dewasa. Sering kali dia akan melakukan aksi-aksi penolakan terhadap obat itu seperti menutup mulut, berontak, atau bahkan memuntahkan kembali obat yang sudah masuk ke mulutnya. Adakalanya obatnya berupa sirup yang terasa manis dan terkadang berasa buah. Nah pasti orang tua harus ekstra sabardidalam memberi obat pada balitaTips memberi obat pada balita yang ada dibawah ini mungkin bisa dicoba:
1. Memberikan obat pada bayi:
- Gendonglah bayi ketika diberi obat. Posisi menggendongnya, kepala berada lebih tinggi ketimbang badan, agar si bayi tidak tersedak yang bisa berakibat obat masuk ke dalam paru-paru.
- Karena bayi biasanya susah diam, mintalah bantuan orang dewasa atau anak yang lebih besar untuk menenangkannya. Kalau tidak ada orang lain, Anda bisa membungkus tangan dan tubuh bayi dengan selimut agar tangan si bayi tak mengganggu Anda.
- Jika bayi sering memuntahkan kembali obat yang diminumnya, mintalah bantuan seseorang untuk membuka mulutnya dengan lembut. Lalu, dengan lembut pula masukkan obat ke dalam mulut bayi.
- Pemberian obat, yang biasanya berbentuk cair, itu bisa menggunakan sendok atau pipet:
  • Bila menggunakan sendok, letakkan sendok yang telah disterilkan dan diisi obat pada bibir bagian bawah. Angkat sedikit sendoknya agar obat mengalir ke dalam mulutnya.
  • Bila menggunakan pipet, isilah pipet dengan sejumlah obat yang sesuai dengan petunjuk dokter. Letakkan pipet obat di sudut mulut bayi dan keluarkan obat perlahan-lahan.
- Pemberian obat tetes untuk hidung, mata, dan telinga pada bayi juga perlu kiat khusus:
  • Obat tetes hidung:
    Tengadahkan sedikit kepala bayi. Perlahan teteskan obat ke setiap lubang hidung.
    Hitung jumlah tetesan yang masuk ke hidung. Dua atau tiga tetes biasanya sudah cukup.
  • Obat tetes mata:
    Miringkan sedikit kepala bayi, hingga mata terinfeksi berada di bawah. Dengan cara ini tetesan obat tak mengalir masuk ke mata sehat.
    Perlahan tariklah kelopak mata bawah agar obat dapat mudah mengalir.
  • Obat tetes telinga:
    Baringkan bayi pada salah satu sisi dengan lubang telinga terinfeksi berada di atas. Teteskan obat ke dalam lubang telinga yang sakit.
    Buat bayi tetap diam agar obat benar-benar masuk ke lubang telinga bagian dalam.
Sebelum obat tetes tersebut diberikan, ada baiknya hal-hal berikut ini diperhatikan:
a. Rendam obat tetes dengan posisi tegak dalam tabung berisi air suam-suam kuku selama beberapa menit, agar ketika diteteskan dan masuk ke lubang hidung atau telinga, anak tidak terlalu kaget.
b. Jangan sentuhkan obat tetes ke hidung, telinga, atau mata agar bakteri tidak berpindah ke dalam botol obat.
c. Perhatikan batas waktu pemakaian obat itu. Obat kadaluwarsa akan memperburuk peradangan atau kondisi bayi yang diobati.

Efek samping pemberian obat pada bayi dan balita
  1. Paracetamol. Obat ini tidak dianjurkan untuk bayi berusia di bawah 3 bulan, penggunaan obat ini sebaiknya berdasarkan resep dan setelah berdiskusi dengan dokter atau setelah bayi mendapatkan vaksinasi pertama kali. Parasetamol bisa menghambat beberapa enzim yang berbeda di dalam otak dan ikatan tulang belakang yang terlibat dalam perpindahan rasa sakit. Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa penggunaan parasetamol pada bayi bisa meningkatkan risiko asma 5 tahun mendatang sebesar 46 persen.
  2. Tablet kunyah. Jangan memberikan anak berusia di bawah 2 tahun obat ini, umumnya anak berusia 2 sampai 4 tahun yang sudah mengerti cara minum obat ini. Jika orang tua berpikir anaknya belum terlalu mengerti, maka hancurkan obat dan letakkan di sendok yang diberi sedikit air. Dosis yang diberikan harus sesuai.

Indikasi & kontraindikasi

Memberi obat si kecil, tidak cukup hanya membaca aturan minum saja. Cermati cara tepat memberikan, kontra indikasi dan trik agar pemberian obat berhasil.
Sistem kekebalan tubuh si kecil yang belum sempurna, membuatnya rentan terhadap serangan penyakit, terutama infeksi. Tak heran bisa sebelum melewati umur 5 tahun, Anda kerap memberinya obat berupa sirup atau puyer (serbuk).
Sudah pasti harus …
* Berikan obat sesuai aturan yang tertera pada label, misalnya 3 kali sehari. Atau, berikan sesuai anjuran dokter/petugas kesehatan yang meresepkan obat tersebut
* Baca semua aturan pemberian obat. Penjelasan ini ada yang tercantum dalam kotak kemasan dan ada pula yang tertulis pada lembaran kertas yang dilipat dan dimasukkan ke dalam kotak kemasan
* Berikan obat sesuai waktunya, misalnya harus diberikan sebelum atau sesudah makan
* Berikan sesuai dosis anjuran. Sebaiknya gunakan sendok takar yang ada dalam kemasan obat tersebut.
Perhatikan …
* Apabila muncul gejala alergi, stop pemberian obat dan segera konsultasikan dengan dokter
* Berikan obat antibiotik sampai habis
* Jangan mengulang pemberian obat yang sama pada anak, walau dengan gejala dan penyakit yang sama dengan sebelumya. Konsultasi dulu ke dokter
* Hindari pemberian obat bebas yang tidak jelas kandungan/komposisinya
Gunakan alat bantu:
* Resmi
o Sendok takar/gelas takar
o Alat ukur obat berupa suntikan
o Siring atau pipet (untuk obat tetes)
* “Tidak resmi”
o Jus buah, campur dalam jumlah yang tidak terlalu banyak
o Jeli/agar-agar/pudding buah untuk menyembunyikan puyer
o Sendok/alat makan yang berbentuk dan bermotif lucu
o Susu biasa atau susu cokelat. Pastikan obat bercampur dengan baik
o Makanan kesukaan si kecil. Bisa diberikan bersama potongan kue, dicampur madu (untuk anak usia diatas setahun). Atau berikan makanan kesukaan anak sebelum atau sesudah minum obat.