Rabu, 01 Juni 2011

pertolongan pertama pada kecelakaan tersiram air panas

Pertolongan pertama jika tersiram Air Panas
Terinspirasi dari kejadian yang menimpa anaknya uni Erny, teman sekantor, kejadiannya kira-kira 2 bulan yang lalu ketika tiba-tiba Alif anaknya uni yang pertama tersiram air panas dari ember mandinya, kejadiannya begitu cepat, hanya beberapa detik ditinggalkan si bunda di kamar mandi, bang Alif sedang mengamati proses pengembunan air yang dihasilkan dari air panas, tiba-tiba saja mendapat ide bahwa air yang di ember sudah sehangat air embun yang ada ditangannya, alhasil... habislah badannya dia dari mulai leher sampai ke atas perut.
Karena panik sang bunda cepat-cepat mengoleskan gel pendingin (bioplacenton) dan membawa ke UGD. Tetapi ternyata karena tindakan yang kurang tepat tersebut maka disekujur badannya menggelembung kulit yang berisi air dimana menuru sang bunda untuk mengeringkan dan menngobati luka bakar itu perlu 3 kali ke ruang operasi.
Padahal menurut beberapa bahan bacaan yang berkaitan dengan First Aid,  yang harus dilakukan pertama jika mendapati musibah tersiram air panas yaitu dengan cepat meredamnya dengan cara merendam bagian yang tersiram dengan air dingin biasa atau dibawah pancuran air mengalir sampai suhu tubuh normal baru bisa dioles dengan gel bioplacenton.
Berikut dari milis tetangga :
Perhatikan kondisi luka yang dialami si kecil. Karena, tidak semua anak dengan luka bakar tersiram air panas perlu dibawa ke dokter.
 
Luka tersiram air panas termasuk luka bakar. Nah, untuk memudahkan perawatan, perlu juga diketahui beratnya luka bakar tersebut.
             
Tentukan berat ringannya
Beratnya luka bakar dibagi menjadi tiga derajat, yaitu:
•  Luka bakar derajat satu , jika kulit yang tersiram air panas memerah dan terasa nyeri. Biasanya, sembuh dalam waktu seminggu.
•  Luka bakar derajat dua , bila kulit memerah, nyeri, serta timbul juga gelembung (melepuh). Ini berarti ada kerusakan pada lapisan kulit, otot, dan lemak. Umumya, bisa sembuh dalam waktu dua minggu, bila tanpa infeksi.
•  Luka bakar derajat tiga , kalau timbul kerusakan yang lebih dalam lagi. Badan yang terkena akan tampak hangus atau kehitaman.
 
Jangan panik
Memang, siapa sih yang tidak kaget mendengar jeritan kesakitan si kecil akibat tersiram air panas? Sebaiknya segera atasi perasaan itu, agar Anda bisa memberi pertolongan pertama padanya.
•  Bila bagian tubuh yang tersiram air panas tidak tertutup pakaian, langsung siram secara perlahan-lahan dengan air putih dingin sekitar 10 menit.
•  Bila yang tersiram adalah bagian tubuh yang tertutup pakaian, siram langsung bagian tersebut. Setelah itu, baru buka pakaian si kecil dengan hati-hati. Bila ini sulit dilakukan, gunting saja pakaian atau celana yang dipakainya, lalu siram   lagi bagian yang terluka itu dengan air dingin.
•  Kompreslah dengan kain bersih yang diberi air dingin sampai rasa sakitnya berkurang. Anda boleh memberinya parasetamol atau asetaminofen untuk mengurangi rasa sakit si kecil.
•  Tutup/balut bagian tubuh yang terluka dengan kain kassa steril untuk menghindari kemungkinan terjadinya infeksi. Sebelumnya, oleskan salep khusus untuk luka bakar atau salep antibiotik. Jangan balut luka terlalu kencang, dan balutan harus melebihi bagian yang luka.
 
Kapan harus ke dokter?
Pada luka bakar derajat pertama, sebenarnya Anda tidak perlu membawa si kecil ke dokter. Apalagi, bila Anda merasa mampu atau yakin untuk melakukan pertolongan pertama padanya. Namun, pada luka bakar dengan derajat lebih tinggi, mengenai muka dan mata atau bagian tubuh yang luas (lebih dari 20%), ia harus cepat-cepat dibawa ke dokter atau Unit Gawat Darurat. Juga, periksakan segera si kecil ke dokter bila rasa sakitnya tidak hilang setelah 2 hari.
Selain merusak kulit dan jaringan setempat, luka bakar juga bisa mengakibatkan hilangnya cairan dan elektrolit. Akibatnya, darah jadi lebih kental. Nah, keadaan ini bisa menimbulkan syok. Itu sebabnya, pengobatan terhadap luka bakar meliputi obat setempat untuk kulit, obat antiinfeksi, obat penghilang nyeri, dan cairan (pada kasus yang berat perlu dipasang infus).
 
Dewi Handajani
Konsultasi ilmiah: dr. Hj. Siti Komariah, Bagian Unit Gawat Darurat, RS Islam Cempaka Putih, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar